PKS : Korupsi Sapi, Penjahat Wanita Hingga Pertanyaan Tentang Ideologi

Lutfhi Hasan Ishaaq (sumber gambar)
Jogja, 14 Juni 2013-- PKS (Partai Keadilan Sejahtera) sebuah partai Islam yang punya massa besar dan mentargetkan memperoleh suara terbanyak di pemilu 2014 akhir-akhir ini sering diplesetkan menjadi Partai Kesandung Sapi, Partai Korupsi Sapi dan lain-lain, sebabnya adalah karena kasus korupsi impor daging sapi yang menjerat beberapa petingginya. Ahmad Fathanah yang diduga merupakan tangan kanan Luthfi Hasan Ishaaq tanggal 29 Januari 2013 tertangkap tangan oleh KPK di Hotel Meridean sedang menerima suap dari PT Indoguna Utama terkait izin impor daging sapi.


Seperti ditlis oleh Tempo;
Kasus tangkap tangan ini menyeret Luthfi sebagai tersnagka. Ia diduga menerima suap dari PT Indoguna Utama terkait izin impor daging sapi. Luthfi dan Ahmad kini diinterogasi di KPK. Ahmad ditangkap di Hotel Le Meredien, Ia juga ditetpakan tersangka bersama dua petinggi PT Indoguna, yakni Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi. Ahmad Fatanah diduga menerima uang Rp 1 Miliar dari Juard dan Arya. LAlu sebagian uang itu, yakbi Rp 10juta diberikan kepada MAharani. Maharani kaget bukan kepalang. (klik disini untuk berita lengkapnya)

Selain kasus korupsi, yang menarik dari partai ini adalah wanita-wanita yang dikabarkan "dipakai" oleh para bapak-bapak petinggi partai. Kasus korupsi Fatanah dan Luthfi seolah sepaket dengan wanita-wanita yang ikut menikmati uang haram hasil suap daging sapi, tak tanggung-tanggung wanita-wanita yang "dipakai" oleh petinggi-petinggi PKS ini mulai dari mahasiswa, model hingga artis, dibayar mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta. (Klik Link berikut)

 Beberapa wanita-wanita disekitar PKS:

Maharani Suciono (Sumber Gambar)
Maharani Suciono, mahasiswa Universitas Moestopo Beragama Jakarta, berusia 20-an tahun yang ditangkap bersama Ahmad Fatanah di Hotel Meridian.  Konon, pada saat penangkapan  dia dalam keadaan mabuk dan tidak lagi sempat mengenakan pakaian saat penangkapan terjadi alias sedang bugil, indehoy sama fatanah. Bayaran untuk maharani adalah 10 juta rupiah per-kencan (Link).

   
Vitalia shesya (sumber gambar)
Vitalia Shesya adalah salah satu wanita yang dikabarkan dekat dengan Fatanah, ia merupakan model majalah dewasa Popular konon ia menerima sejumlah uang dan barang dari fatanah. KPK menyita mobil Honda Jazz dan sebuah jam tangan mewah dari Vitalia (sumber).






Darin Mumtazah (sumber gambar)
Darin Mumtazah, Statusnya masih sebagai seorang siwi SMK pada saat namanya disebut-sebut terkait dengan aliran uang impor daging sapi yang dilakukan plitisi PKS. Ia dikabarkan memiliki hubungan dengan Luthfi, hubungan sebagai Istri siri dan dikabarkan sedang hamil (sumber).


masih ada beberapa lagi wanita-wanita yang dikabarkan memiliki hubungan dengan petinggi-petinggi PKS dan ikut menikmati uang haram hasil korupsi impor daging sapi sebutlah artis Ayu Ashari, Kiki Amelia dan lain-lain meski mereka umumnya membantah memiliki hubungan dengan Fatanah atau Luthfi baik hubungan "seks" maupun sekedar "perjalanan uang". 

PKS adalah salah satu partai koalisi pendukung pemerintah, ketika pemerintah SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) hendak menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban subsidi yang kian mencekik APBN negara partai ini seperti waria, ia wanita tapi pria, ia pria tapi wanita, inilah gambaran PKS menanggapi rencana kenaikan harga BBM. Tiga menteri PKS yang ada di pemerintahan SBY mendukung kenaikan BBM, sedangkan ketua partai dan spanduk-spanduk di jalan-jalan yang merusak pemandangan serta sampah visual itu menolak kenaikan  harga BBM.  Akibatnya PKS terancam dikeluarkan dari koalisi. Namun, posisi PKS akan menguat jika statusnya "ditendang" ia akan menjadi terlihat teraniaya karena "membela rakyat" harapan mereka adalah rakyat menganggap PKS ditendang dari koalisi karena membela rakyat, dikeluarkan karena tidak mendukung pemerintah yang akan menaikkan harga BBM yang akan membebani rakyat. SBY dan Demokrat tentu tak mau menjadi tokoh "antagonis", mereka berharap PKS sadar diri, jika tak sejalan dengan keputusan bersama dalam koalisi maka bersikaplah ksatria, keluar dari koalisi tidak menunggu dipecat.    

PKS memerlukan "tendangan" dari Demokrat untuk mengangkat citranya yang buruk karena kasus daging sapi dan "daging maharani" (juga wanita-wanita lain yang merasa "di-daging-i" oleh petinggi PKS). Tendangan demokrat, seperti yang sudah ditulis di atas akan membuat PKS seolah teraniaya karena membela rakyat. Terlepas dari sikap PKS yang menolak kenaikan harga BBM ini sungguh-sungguh demi rakyat atau hanya untuk memikat hati rakyat, PKS sudah menunjukkan bahwa PKS tidak memiliki Ideologi, sebuah Partai berbasis keagaman yang tak punya Ideologi, miris.

Kenapa saya mengatakan PKS tidak memiliki Ideologi? jika memang PKS memiliki Ideologi, meskipun ia bagian dari koalisi yang mendukung pemerintahan, namun jika keputusan yang diambil oleh pemerintah dianggap sangat merugikan masyarakat maka seharusnya ia mengambil sikap tegas. Keluar dari koalisi. Itulah sikap partai ber-Ideologi. Tidak seperti PKS yang seperti banci, kelamin ganda, menteri-menterinya mendukung, yang lain menolak kenaikan harga BBM. PKS malah menunggu ditendang demi pencitraan, ini sikap banci, sikap politisi bukan sikap negarawan. Ini adalah sikap yang meimikirkan pemilihan tahun depan, bukan generasi mendatang. 

Pertentangan antara naik tidaknya harga BBM di dalam koalisi tidaklah seperti pertengkaran suami istri, negara tidak sesederhana rumah tangga seperti yang selama ini sering dianalogikan oleh Politisi PKS. Kenaikan harga BBM adalah masalah perut, masalah paling dasar, tidak ada aspek hidup yang dilakukan tanpa BBM, transportasi, listik, roda perekonomian, semua memerlukan BBM. Negara ini tidak butuh politisi yang suka berkelit seperti politisi PKS, negara ini perlu ketegasan dan partai yang berideologi. Sekarang, apapun yang dilakukan oleh PKS sudah salah, dengan suka rela mengundurkan diri dari koalisi dan menarik menterinya dari pemerintahan pun tidak akan membantu memperbaiki citra PKS karena sudah terlambat, partai ber-Ideologi akan menarik orangnya di pemerintahan jauh-jauh hari ketika hal sepenting ini mereka tidak sepaham. 

Kasus PKS yang seperti banci ini menguji masyarakat Indonesia yang katanya semakin cerdas itu, apakah masyarakat Indonesia bisa termakan "permainan" teraniaya dan penganiaya, terdzolimi dan mendzolimi yang dimainkan PKS ini. Jika permainan PKS berhasil  membuat citra mereka membaik (dilihat dari hasil survey/pemilu) maka terpatahkan pendapat yang menyatakan masyarakat Indonesia ini cerdas. Ini adalah Ujian untuk kita semua apakah kita sudah cerdas untuk dapat melihat permaianan politik atau kita belum cukup cerdas untuk melihat bahwa politisi-politisi PKS itu sosok negarawan atau stop sampai politisi saja, yang hanya memikirkan bagaimana mendulang suara dipemilu berikutnya, bukan memikirkan generasi selanjutnya. Harusnya partai seperti PKS tidak akan ada lagi yang mendukung.


~DBY~

1 comments:

Dewa said...

Dan tidak cukup di situ saja... kejahatan penjahat berkedok itu melukai secara langsung kepada masyarakat... lihat saja karena ulahnya..peternak sapi seluruh indonesia harus tersungkur menanggung kerugian karena harga sapi yg anjlok waktu itu...

Post a Comment