Pict taken from here |
Banyak yg masih berpikir, Syiah itu bukan Islam. Logika mereka tampaknya: kalau bukan Islam, terus boleh diserang seenaknya. Anggapan bahwa Syiah bukan bagian dari Islam itu jelas salah. Syiah adalah bagian dari dua sekte besar yg lahir dlm Islam: Sunni dan Syiah. Yang belajar hukum Islam perbandingan (fiqh muqaran) akan tahu bhw mazhab Ja'fari (fiqh Syiah) adalah salah satu mazhab sah dlm Islam. Yang belajar hukum Islam perbandingan (fiqh muqaran) akan tahu bahwa mazhab Ja'fari (fiqh Syiah) adalah salah satu mazhab sah dalam Islam.
Tanggal 14 Agustus 2012 yang lalu, Raja Abdullah dari Saudi merintis dibukanya pusat dialog antar mazhab2 dalam Islam. Salah satu tujuan pusat yang didirikan Raja Abdullah dari Saudi itu ialah untuk membangun dialog Sunni-Syiah. Ide Raja Abdullah dari Saudi itu meneruskan inisiatif serupa yang pernah dirintis oleh Syekh Azhar Mahmud Syaltut di era 50an. Syekh Mahmud Syaltut dari Universitas al-Azhar pernah merintis gerakan "al-Taqrib Bain al-Mazahib" (Mendekatkan Mazhab2 dlm Islam). Tujuan pokok dari gerakan Syekh Mahmud Syaltut itu ialah untuk membangun dialog antara 2 mazhab besar dlm Islam: Sunni dan Syiah.
Kalau Syiah dianggap sebagai sekte atau mazhab di luar Islam, kenapa harus ada gerakan Al-Taqrib semacam itu? Propaganda anti-Syiah paling banyak dulu dimotori ulama2 Wahabi. Sekarang tugas Raja Abdullah dari Saudi u bersihkan "piring". Apapun, inisiatif Raja Abdullah dari Saudi u membangun dialog internal antara Sunni-Syiah patut diacungi jempol.
Ada empat sekte yang lahir di zaman klasik Islam dan masih bertahan sekarang: Sunni, Syiah, Zaidiyyah dan Ibadliyyah. Keempat sekte tadi (Sunni, Syiah, Zaidiyyah, Ibadliyyah), selain mengembangkan teologi, juga punya fiqh sendiri2 yg unik. Gerakan al-Taqrib bain al-Mazahib (Mendekatkan Mazhab2) yg dirintis
Syekh Syaltut bkn sekedar bangun dialog Sunni-Syiah, tapi semua mazhab.Pada tahun 50an, Syekh Syaltut keluarkan fatwa: fiqh Ja'fary (fiqh Syiah) adalah fiqh yang sah dan boleh dijadikan sebagai panutan.
Kalau Syiah dianggap sbg sekte atau mazhab di luar Islam, kenapa harus ada gerakan Al-Taqrib semacam itu? Syiah adalah bagian dr Islam. Juga Ahmadiyah. Mari kita bangun toleransi internal. Membangun dialog antar sekte/mazhab/golongan dlm Islam sama pentingnya dg dialog antar-agama. Toleransi internal kerapkali lbh susah ketimbang toleransi eksternal.
Tulisan Ini Saya ambil dari #kultwitt @Ulil (Muslim activist, co-founder of Liberal Islam Network, member of Nahdlatul Ulama)
****
Lebih jauh, penulis mendapat Informasi dari seorang sumber yang dapat dipercaya bahwa sesungguhnya awal mula pertikaian antara Sunni-Syiah di Madura telah dimulai dari 2 ulama besar mereka yang ternyata kakak beradik. Setelah selesai dari pesantren, mereka melanjutkan sekolah mereka ke Pakistan (atau kalaupun keliru berarti ke Afghanistan) setelah sampai disana, mereka berguru kepada 2 imam besar yang berbeda, begitu pula dengan aliran guru mereka pun berbeda yang satunya Syiah dan yang lain Sunni. Bahkan, kedua kakak beradik ini sempat bergabung dengan pasukan yang terang-terangan berkonflik secara frontal mengangkat senjata.
Konflik kedua kakak beradik ini diperparah karena mereka berdua menyukai 1 wanita berbeda, akibatnya didalam berdakwah ketika sudah pulang ke Madura mereka menebar kebencian kepada sekte satu ke sekte yang lain (ini agaknya memang sudah ditanamkan sejak awal ketika mereka diajari oleh guru-guru mereka di tempat mereka mendapat ilmu Sunni maupun Syiah tadi). Perebutan pengaruh, rebutan banyak-banyakan pengikut memperuncing konflik mereka, dan akhirnya jadilah seperti sekarang, saling serang dan bunuh-bunuhan.
Tentang Ahmadiyah yang di bantai di cekeusik dan Syiah di Sampang menurut Ulil sesungguhnya adalah bentuk kemunafikan muslim lokal Indonesia, ibarat semut diseberang lautan nampak gajah dipelupuk mata tak terlihat. Mereka sibuk mendukung Rohingya, turun kejalan dan berdemo, kenapa tidak demikian mereka mendukung Ahmadiyah dan mengecam yang terjadi pada umat-umat Ahmadiyah? yang notabene terjadi di Indonesia sendiri? Ini lah salah satu sebab pemerintah Indonesia tidak bisa menyampaikan nota keberatan/kecaman kepada Myanmar tentang kasus Rohingya karena pemerintah Indonesia sendiri tak mampu menyelesaikan masalah yang sama di negerinya sendiri. Sama hal nya dengan Syiah, Ahmadiyah adalah salah satu sekte dalam Islam, hanya saja jumlahnya sangat kecil jika dibanding ke empat sekte besar yang ada (Sunni, Syiah, Zaidiyyah, Ibadliyyah).
Tidak lain dan tidak bukan, kedamaian adalah jalan terbaik membangun sebuah bangsa, agama seperti apakah yang menebarkan kebencian kepada penganut agama yang lain? layak kah disebut sebuah agama? apakah manusia seharusnya tak lebih buruk dengan beragama? jika dengan beragama hanya membuat orang saling bunuh, lalu apa gunanya beragama? sepertinya patut direnungkan kembali hakekat beragama kita, apakah hanya beragama? sampai kah kita kepada "KETUHANAN" atau kita baru sampai di "beragama" saja?
*****
Lebih jauh, penulis mendapat Informasi dari seorang sumber yang dapat dipercaya bahwa sesungguhnya awal mula pertikaian antara Sunni-Syiah di Madura telah dimulai dari 2 ulama besar mereka yang ternyata kakak beradik. Setelah selesai dari pesantren, mereka melanjutkan sekolah mereka ke Pakistan (atau kalaupun keliru berarti ke Afghanistan) setelah sampai disana, mereka berguru kepada 2 imam besar yang berbeda, begitu pula dengan aliran guru mereka pun berbeda yang satunya Syiah dan yang lain Sunni. Bahkan, kedua kakak beradik ini sempat bergabung dengan pasukan yang terang-terangan berkonflik secara frontal mengangkat senjata.
Konflik kedua kakak beradik ini diperparah karena mereka berdua menyukai 1 wanita berbeda, akibatnya didalam berdakwah ketika sudah pulang ke Madura mereka menebar kebencian kepada sekte satu ke sekte yang lain (ini agaknya memang sudah ditanamkan sejak awal ketika mereka diajari oleh guru-guru mereka di tempat mereka mendapat ilmu Sunni maupun Syiah tadi). Perebutan pengaruh, rebutan banyak-banyakan pengikut memperuncing konflik mereka, dan akhirnya jadilah seperti sekarang, saling serang dan bunuh-bunuhan.
Tentang Ahmadiyah yang di bantai di cekeusik dan Syiah di Sampang menurut Ulil sesungguhnya adalah bentuk kemunafikan muslim lokal Indonesia, ibarat semut diseberang lautan nampak gajah dipelupuk mata tak terlihat. Mereka sibuk mendukung Rohingya, turun kejalan dan berdemo, kenapa tidak demikian mereka mendukung Ahmadiyah dan mengecam yang terjadi pada umat-umat Ahmadiyah? yang notabene terjadi di Indonesia sendiri? Ini lah salah satu sebab pemerintah Indonesia tidak bisa menyampaikan nota keberatan/kecaman kepada Myanmar tentang kasus Rohingya karena pemerintah Indonesia sendiri tak mampu menyelesaikan masalah yang sama di negerinya sendiri. Sama hal nya dengan Syiah, Ahmadiyah adalah salah satu sekte dalam Islam, hanya saja jumlahnya sangat kecil jika dibanding ke empat sekte besar yang ada (Sunni, Syiah, Zaidiyyah, Ibadliyyah).
Tidak lain dan tidak bukan, kedamaian adalah jalan terbaik membangun sebuah bangsa, agama seperti apakah yang menebarkan kebencian kepada penganut agama yang lain? layak kah disebut sebuah agama? apakah manusia seharusnya tak lebih buruk dengan beragama? jika dengan beragama hanya membuat orang saling bunuh, lalu apa gunanya beragama? sepertinya patut direnungkan kembali hakekat beragama kita, apakah hanya beragama? sampai kah kita kepada "KETUHANAN" atau kita baru sampai di "beragama" saja?
*****
2 comments:
Tobatlah kepada jalan yg benar. Allah Maha Pengampun.
di kalimantan, dibantai orang madura sampang, ternyata mereka syiah toh, pantas kelakuannya seperti yahudi. Ke Sampit, miskin ngak punya apa apa, ditolong dipinjamin tanah tapi kok mereka buat onar, tingkah laku, ucapan seenaknya, buat orang geram. Pantas SYIAH= YAHUDI. bukankan nabi Muhammad mengatakan umat Islam tidak bisa dikalahkan secara fisik? tapi kok ulama madura perang dengan orang dayak n melayu kalimantan kok kalah? ternyata syiah. untungnya, ulama di selain sampang tidak ikutan malah menengahi konflik. mungkin beliau ulama sunni. Sunni cinta damai. Ya syiah itu yang kejam , ajarannya memaki aisyah, umar , abu bakar. What?
Post a Comment