Iseng-iseng browsing Internet tiba-tiba ketemu sebuah koran lokal Kalbar dalam bentuk online. Isi koran tersebut lumayan menarik perhatian saya, yakni mengenai beberapa nama pejabat daerah yang terseret kasus korupsi, iya begitulah yang tertulis dalam judul postingan koran lokal tersebut. Membaca judulnya saja sudah membuat gemas hati saya, "ini ya tikus-tikus yang selama ini menjadi penghisap darah uang rakyat yang ada di daerahku?"
Kemudian saya lanjut baca yang ini dan ternyata setelah saya baca, isinya tentang klarifikasi beberapa nama yang disebut-sebut terseret tadi. Terlepas apakah yang disebut-sebut terseret kasus korupsi itu benar-benar korupsi atau tidak, bebasnya pun (untuk sebagian yang divonis bebas) entah itu lewat peradilan yang bersih atau tidak, yang jelas kata-kata Terseret membuat orang-orang yang disebut koran lokal tersebut terasa terlibat didalam kasus-kasus korupsi di Kalbar. Bahkan sebagian baru sebagai saksi.
Menarik untuk dicermati, koran tersebut ditulis/diposting April 2012, sedangkan kasus yang dibahas berkisar antara tahun 2004-2007. Apakah yang menarik, sehingga koran lokal itu memuat berita tersebut, padahal berita terseretnya beberapa nama (yang disebut oeh koran lokal tadi) bisa disebut berita lama/usang. Apakah ada kaitannya dengan eskalasi politik di Kalbar yang notabene sedang ramai mengenai pencalonan gubernur Kalbar? Siapa yang tahu? yang jelas ini menarik.
Hal menarik lain yang saya temukan adalah beberapa nama yang dikatakan terseret kasus korupsi oleh koran lokal tadi adalah bakal calon atau mungkin sekarang sudah sah sebagai calon gubernur Kalbar 2012-2017. Apakah tulisan koran lokal ini tidak akan menggiring opini publik terhadap calon-calon yang dikatakan terseret tadi (yang nyatanya isi koran tersebut malah klarifikasi bahwa mereka tidak terlibat/bersih). Saya sungguh masih pesimis terhadap peradilan Indonesia, apalagi didaerah-daerah, hampir tiap hari disuguhi berita Hakim, Jaksa dan pengacara kotor. Tak menutup kemungkinan putusan bebas/bersih kepada nama yang katanya terseret kasus korupsi tadi itu berasal dari peradilan yang tak bersih. Saya tidak mengatakan bahwa peradilan yang mereka jalani itu kotor, saya hanya mengatakan bisa saja demikian jika melihat kondisi peradilan kita yang seperti sekarang.
Selanjutnya, siapa yang kemudian diuntungkan dengan adanya berita dari koran ini jika dikaitkan dengan pilgub Kalbar yang semakin dekat? menurut saya tentu saja calon-calon yang namanya tidak disebut dalam koran tersebut, atau tidak dikatakan terseret dalam kasus korupsi seperti yang dimaksudkan oleh koran lokal tersebut. Sebutan Koruptor sangat ampuh untuk merusak image seorang calon gubernur, jika tim kampanye dari salah satu calon menyatakan begini kepada masyarakat awam, kira-kira apa yang ada dikepala masyarakat?
"Jangan pilih si A, kata koran X, si A ini terseret kasus korupsi"
Tanpa akses yang cukup untuk mencari kebenaran berita dan mencari sesungguhnya apa isi beritanya, masyarakat bisa saja beranggapan bahwa orang tersebut memang koruptor. Elektabilitas si calon pun Ciut dan turun drastis.
Bukan bermaksud mendeskriditkan koran lokal yang memuat berita tersebut, koran lokal sangat dibutuhkan masyarakat, terutama saya. Dari koran lokal inilah informasi megenai daerah banyak saya dapat, apa yang terjadi disana, bagaimana Sosial, ekonomi, politik dan lain-lainnya. Hanya saja seperti yang saya uraikan diatas, mungkin pilihan kata yang digunakan dalam menulis artikel apalagi judul harus lebih berhati-hati, karena jika tidak bisa menimbulkan interpretasi berbeda kepada pembacanya.
Hidup Koran Lokal Kalbar, mari kita bersama-sama membangun Kalbar menuju ke Kalbar yang lebih maju, sejahtera, jauh dari politik kotor yang kelewat kotor (karena politik sama dengan bermain lumpur tak mungkin tak kotor).
"Berjuang Demi Kalimantan Barat yang Lebih Baik, bukan bayaran, bukan simpatisan, hanya orang yang peduli dengan Kalimantan Barat dan Indonesia" ~ DBY
1 comments:
Bandar Togel
film semi
Post a Comment